Manusia merupakan organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri
atau disebut sebagi organisme heterotrof. Semua kebutuhan makanan
didatangkan dari luar untuk memenuhi kebutuhan energi dan untuk sintesis
berbagai zat yang dibutuhkan di dalam tubuh. Makhluk hidup seperti
manusia selalu membutuhkan suplai makanan untuk menjaga kelangsungan
hidupnya. Sebelum dapat digunakan tubuh, makanan dicerna dalam sistem
pencernaan. Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran pencernaan
dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri dari organ-organ
pencernaan seperti lidah, kerongkongan, lambung, usus, sedangkan
kelenjar pencernaan meliputi kelenjar ludah, hati, kelenjar dinding
lambung, dan kelenjar pankreas.
Proses pencernaan dalam tubuh manusia adalah kompleks. Bahan makanan
yang telah mengalami penguraian sebagian di dalam mulut, melalui
tenggorokan (esofagus) masuk ke dalam lambung. Di sisni kerja enzim
amilase dalam air ludah dihentikan dengan adanya asam klorida yang
dikeluarkan oleh lambung. Dalam keadaan normal bahan makanan tinggal
untuk beberapa jam di dalam lambung, sementara asam klorida dan pepsin
menguraikan protein dan karbohidrat yang terkandung dalam zat makanan
tersebut menjadi oligopeptida dan oligosakarida. Berbeda dari amilase
dan enzim lainnya, pepsin bekerja dalam suasana sangat asam, pH 1.0-2.5,
sesuai dengan kondisi asam dalam cairan lambung (Muhammad
Wirahadikusumah, 1985 : 1)
Makanan yang dikonsumsi manusia harus mengandung zat-zat yang
dibutuhkan oleh manusia. Secara ringkas zat-zat tersebut digolongkan
menjadi makronutrien yang meliputi karbohidrat, lemak, protein.
Mikronutrien yang meliputi mineral dan vitamin. Kelompok bahan ikutan
yang meliputi alkaloid, antigisi, warna alami, aroma atau penyedap
alami. Kelompok bahan tambahan misalnya pengawet, penstabil, pengental,
dan pewarna (Slamet Sudarmaji, 1989).
Makronutrien yang meliputi karbohidrat, lemak, dan protein pada saat
dicerna akan mengalami pengubahan. Dimulai dari mulut dimana terjadi
pencernaan mekanik oleh gigi dengan bantuan lidah. Pada proses
pengunyahan ini terjadi perombakan karbohidrat (pati atau amilum)
menjadi molekul yang paling sederhana yaitu glukosa (monosakarida).
Karbohidrat merupakan nutrient yang mengadung energi yang harus ada
dalam diet minimal 20% agar tidak terbentuk benda-benda keton sehingga
terjadi ketosis dan lebih lanjut asidosis (Dawies Ismadi, 1988).
Pemotongan rantai karbohidrat menjadi lebih sederhana ini dibantu dengan
enzim ptialin yang dihasilkan oleh kelenjar ludah.
Lemak juga akan mengalami proses perombakan dimana lemak akan diubah
menjadi molekul yang paling sederhana yang berupa asam lemak dan
gliserol. Lemak yang dimaksud dalam hal ini adalah trigliserida. Proses
perombakan ini membutuhkan enzim lipase yang dihasilkan di pankreas.
Lemak juga mengalami proses emulsi agar lebih mudah dicerna. Bahan yang
digunakan adalah cairan empedu yang dihasilkan di hati (hepar)
yang disimpan di kantung empedu. Dengan proses emulsi ini lemak dapat
tercampur dengan air. Dibanding makronutrien yang lain, lemak lebih
susah dicerna sehingga lebih lama berada di lambung. Inilah yang
menyebabkan lemak membuat kita tetap merasa kenyang.
Selanjutnya, proses pencernaan berlangsung di dalam usus halus yang
mengeluarkan berbagai enzim dan zat pencerna dari berbagai organ tubuh.
Kandung empedu mengeluarkan asam empedu untuk mengemulsikan lipid:
kelenjar pankreas mengeluarkan cairan yang mengandung amilase,
menguraikan oligosakarida menjadi maltose: tripsin dan kimo tripsin
menguraikan poli dan oligo peptide menjadi peptide kecil: lipase
menguraikan trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol: kolesterol
esterase menguraikan senyawa ester dari kolesterol.
Usus halus tersusun oleh beberapa macam jaringan yang masing-masing
mempunyai fungsi tertentu, yaitu jaringan: epitelium, ikat, otot polos,
dan saraf. Jaringan epitelium berfungsi membungkus villi, mensekresikan
mukus dan mengabsorpsi air serta zat-zat gizi makanan. Jaringan ikat
yang dalam hal ini berupa pembuluh darah bersama dengan epitelium
berfungsi mengangkut sari makanan. Jaringan otot berfungsi untuk
melakukan gerak peristaltis dibawah stimulus saraf otonom. Dan jaringan
saraf berfungsi mengorganisir kerja ketiga jaringan tadi. Struktur
kompleks usus halus ini mempunyai satu fungsi yakni untuk mencerna dan
menyerap sari-sari makanan.
Selain itu masih ada zat lainnya yang dikeluarkan oleh usus halus:
untuk menyempurnakan proses penguraian sedemikian rupa hingga dihasilkan
senyawa monosakarida, mononukleotida, asam lemak, asam amino, dan
senyawa kecil satuan pembentuk senyawa lainnya yang siap untuk diserap
oleh dinding usus halus, untuk selanjutnya dibawa oleh aliran darah atau
limpa ke seluruh bagian tubuh (Muhammad Wirahadikusumah, 1985 : 2)
Makronutrien yang lain adalah protein. Bahan ini dapat diperoleh dari
hewan maupun tumbuhan. Protein juga mengalami pencernaan mekanik dan
kimiawi, pencernaan mekanik terjadi dimulut sedangkan pencernaan kimiawi
protein di lambung. Protein dirombak menjadi molekul yang paling
sederhana yang disebut asam amino. Tubuh manusia tidak dapat membentuk
semua asam amino yang diperlukan oleh tubuh, oleh karena itu harus
diperoleh dari diet, yang lebih dikenal dengan asam amino esensial.
Pencernaan protein dibantu dengan enzim lambung dan pancreas. Contoh
enzim tersebut misalnya pepsin, dan tripsin. Protein yang dirombak
menjadi molekul sederhana yaitu asam amino baru dapat dimanfaatkan oleh
sel tubuh. Protein merupakan bahan yang tidak dapat disimpan dalam tubuh
sehingga manusia harus selalu mencukupi kebutuhan protein harian dari
diet.
Mikronutrien juga dibutuhkan oleh tubuh. vitamin dan mineral berperan
dalam proses-proses metabolism tubuh. Vitamin merupakan senyawa orgaik
kompleks yang esensial untuk pertumbuhan dan fungsi biologis yang lain
bagi makhluk hidup, dan dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Berhubung
vitamin tidak disintesa di dalam tubuh, kecuali vitamin D dan vitamin K,
maka beberapa vitamin lain harus tersedia dalam diet. Sebagian besar
vitamin berfungsi sebagai bagian dari koenzim. Berdasarkan atas sifat
kelarutannya dan mekanisme penyerapan, vitamin dibedakan menjadi vitamin
yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin yang
larut dalam air memiliki struktur kimia yang sangat beranekaragam,
tetapi semuanya mempunyai sifat molekul polar oleh karena itu dapat
larut dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak memiliki sifat non
polar hidrofobik. Vitamin ini mengakibatkan dalam penyerapannya
membutuhkan lemak.
Mineral juga dibutuhkan oleh tubuh dan hanya dalam jumlah yang
sedikit. Sherman (1952) mencoba mengelompokkan unsure mineral sebagai
berikut :
- Unsur mineral yang ikut membentuk jaringan keras seperti tulang dan gigi Ca dan Phospat.
- Unsur mineral yang turut membentuk jaringan lunak seperti kelenjar,
saraf, garam organik, yang mengandung unsur Na, K, Mg, S, P, Cl dan juga
ada dalam protoplasma.
- Unsur mineral yang membentuk cairan tubuh, terutama garam-garam anorganik yang dapat larut.
Adapun fungsi mineral antara lain sebagai pembentuk jaringan,
pemelihara dan pengatur sistem koloidal, pertukaran cairan tubuh,
viskositas, pemelihara keseimbangan asam basa tubuh, dan sebagai
aktivator enzim dan sistem biologis.
Semua bahan makanan, baik makronutrien maupun mikronutrien akan
dialirkan ke seluruh tubuh oleh sistem sirkulasi, dalam hal ini darah.
Dan disetorkan ke sel-sel tubuh. Makronutrien harus dalam kondisi paling
sederhana, meliputi monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) asam
lemak, gliserol dan asam amino. Jika zat makanan tersebut masih dalam
bentuk ukuran besar, maka akan susah masuk dalam sel karena sel memiliki
membrane yang sifatnya selektif permeabel (semi permeabel).
Zat-zat makanan dalam bentuk paling sederhana itu nantinya akan
dibutuhkan dalam metabolisme sel, dengan tujuan untuk menjaga agar sel
tetap hidup. Rangkaian metabolisme sel berjalan dengan sangat kompleks
dan dengan keteraturan tinggi. Pada makalah ini akan dibahas mengenai
metabolisme makronutrien yang meliputi karbohidrat, lemak, dan protein
yang terjadi di dalam sel tubuh manusia.
Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam
makhluk hidup mulai dari makhluk bersel satu yang sangat sederhana
seperti bakteri, protozoa, jamur tumbuhan, hewan, sampai kepada manusia,
makhluk yang susunan tubuhnya sangat kompleks. (Muhammad
Wirahadikusumah, 1985)
Metabolisme meliputi proses sintesis dan proses penguraian senyawa
atau komponen dalam hidup. Proses sintesis ini disebut anabolisme dan
proses penguraian disebut katabolisme. Semua reaksi metabolisme
dikatalis oleh enzim, termasuk reaksi sederhana seperti penguraian asam
karbonat menjadi air dan karbondioksida, proses pemasukan dan
pengeluaran zat kimia dari dan ke dalam sel melalui membran: proses
biosintesis protein yang panjang dan rumit: ataupun proses penguraian
bahan makanan dalam system pencernaan mulai dari mulut, lambung, usus,
dan penyerapan hasil penguraian tersebut melalui dinding usus serta
penyebarannya ke seluruh bagian tubuh yang memerlukannya (Muhammad
Wirahadikusumah, 1985 : 1)
Anabolisme dibedakan dengan katabolisme dalam beberapa hal:
anabolisme merupakan proses sintesis molekul kimia kecil menjadi molekul
yang lebih besar, sedangkan katabolisme adalah sebaliknya, yaitu
penguraian molekul besar menjadi molekul kecil: anabolisme adalah proses
yang membutuhkan energy sedangkan katabolisme melepas energy:
anabolisme merupakan reaksi reduksi, sedangkan katabolisme merupakan
reaksi oksidasi: seringkali hasil anabolisme merupakan senyawa pemula
untuk proses katabolisme (Muhammad Wirahadikusumah, 1985 : 1).