Thursday, April 18, 2013

Sistem Pencernaan Pada Manusia

Manusia merupakan organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri atau disebut sebagi organisme heterotrof. Semua kebutuhan makanan didatangkan dari luar untuk memenuhi kebutuhan energi dan untuk sintesis berbagai zat yang dibutuhkan di dalam tubuh. Makhluk hidup seperti manusia selalu membutuhkan suplai makanan untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Sebelum dapat digunakan tubuh, makanan dicerna dalam sistem pencernaan. Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri dari organ-organ pencernaan seperti lidah, kerongkongan, lambung, usus, sedangkan kelenjar pencernaan meliputi kelenjar ludah, hati, kelenjar dinding lambung, dan kelenjar pankreas.
Proses pencernaan dalam tubuh manusia adalah kompleks. Bahan makanan yang telah mengalami penguraian sebagian di dalam mulut, melalui tenggorokan  (esofagus) masuk ke dalam lambung. Di sisni kerja enzim amilase dalam air ludah dihentikan dengan adanya asam klorida yang dikeluarkan oleh lambung. Dalam keadaan normal bahan makanan tinggal untuk beberapa jam di dalam lambung, sementara asam klorida dan pepsin menguraikan protein dan karbohidrat yang terkandung dalam zat makanan tersebut menjadi oligopeptida dan oligosakarida. Berbeda dari amilase dan enzim lainnya, pepsin bekerja dalam suasana sangat asam, pH 1.0-2.5, sesuai dengan kondisi asam dalam cairan lambung  (Muhammad Wirahadikusumah, 1985 : 1)
Makanan yang dikonsumsi manusia harus mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh manusia. Secara ringkas zat-zat tersebut digolongkan menjadi  makronutrien yang meliputi karbohidrat, lemak, protein. Mikronutrien yang meliputi mineral dan vitamin. Kelompok bahan ikutan yang meliputi alkaloid, antigisi, warna alami, aroma atau penyedap alami. Kelompok bahan tambahan misalnya pengawet, penstabil, pengental, dan pewarna (Slamet Sudarmaji, 1989). Makronutrien yang meliputi karbohidrat, lemak, dan protein pada saat dicerna akan mengalami pengubahan. Dimulai dari mulut dimana terjadi pencernaan mekanik oleh gigi dengan bantuan lidah. Pada proses pengunyahan ini terjadi perombakan karbohidrat (pati atau amilum) menjadi molekul yang paling sederhana yaitu glukosa (monosakarida). Karbohidrat merupakan nutrient yang mengadung energi yang harus ada dalam diet minimal 20% agar tidak terbentuk benda-benda keton sehingga terjadi ketosis dan lebih lanjut asidosis (Dawies Ismadi, 1988). Pemotongan rantai karbohidrat menjadi lebih sederhana ini dibantu dengan enzim ptialin yang dihasilkan oleh kelenjar ludah.
Lemak juga akan mengalami proses perombakan dimana lemak akan  diubah menjadi molekul yang paling sederhana yang berupa asam lemak dan gliserol. Lemak yang dimaksud dalam hal ini adalah trigliserida. Proses perombakan ini membutuhkan enzim lipase yang dihasilkan di pankreas.  Lemak juga mengalami proses emulsi agar lebih mudah dicerna. Bahan yang digunakan adalah cairan empedu yang dihasilkan di hati (hepar) yang disimpan di kantung empedu. Dengan proses emulsi ini lemak dapat tercampur dengan air. Dibanding makronutrien yang lain, lemak lebih susah dicerna sehingga lebih lama berada di lambung. Inilah yang menyebabkan lemak membuat kita tetap merasa kenyang.
Selanjutnya, proses pencernaan berlangsung di dalam usus halus yang mengeluarkan berbagai enzim dan zat pencerna dari berbagai organ tubuh. Kandung empedu mengeluarkan asam empedu untuk mengemulsikan lipid: kelenjar pankreas mengeluarkan cairan yang mengandung amilase, menguraikan oligosakarida menjadi maltose: tripsin dan kimo tripsin menguraikan poli dan oligo peptide menjadi peptide kecil: lipase menguraikan trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol: kolesterol esterase menguraikan senyawa ester dari kolesterol.
Usus halus tersusun oleh beberapa macam jaringan yang masing-masing mempunyai fungsi tertentu, yaitu jaringan: epitelium, ikat, otot polos, dan saraf. Jaringan epitelium berfungsi membungkus villi, mensekresikan mukus dan mengabsorpsi air serta zat-zat gizi makanan. Jaringan ikat yang dalam hal ini berupa pembuluh darah bersama dengan epitelium berfungsi mengangkut sari makanan. Jaringan otot berfungsi untuk melakukan gerak peristaltis dibawah stimulus saraf otonom. Dan jaringan saraf berfungsi mengorganisir kerja ketiga jaringan tadi. Struktur kompleks usus halus ini mempunyai satu fungsi yakni untuk mencerna dan menyerap sari-sari makanan.


Selain itu masih ada zat lainnya yang dikeluarkan oleh usus halus: untuk menyempurnakan proses penguraian sedemikian rupa hingga dihasilkan senyawa monosakarida, mononukleotida, asam lemak, asam amino, dan senyawa kecil satuan pembentuk senyawa lainnya yang siap untuk diserap oleh dinding usus halus, untuk selanjutnya dibawa oleh aliran darah atau limpa ke seluruh bagian tubuh (Muhammad Wirahadikusumah, 1985 : 2)
Makronutrien yang lain adalah protein. Bahan ini dapat diperoleh dari hewan maupun tumbuhan. Protein juga mengalami pencernaan mekanik dan kimiawi, pencernaan mekanik terjadi dimulut sedangkan pencernaan kimiawi protein di lambung. Protein dirombak menjadi molekul yang paling sederhana yang disebut asam amino. Tubuh manusia tidak dapat membentuk semua asam amino yang diperlukan oleh tubuh, oleh karena itu harus diperoleh dari diet, yang lebih dikenal dengan asam amino esensial. Pencernaan protein dibantu dengan enzim lambung  dan pancreas. Contoh enzim tersebut misalnya pepsin, dan tripsin. Protein yang dirombak menjadi molekul sederhana yaitu asam amino baru dapat dimanfaatkan oleh sel tubuh. Protein merupakan bahan yang tidak dapat disimpan dalam tubuh sehingga manusia harus selalu mencukupi kebutuhan protein harian dari diet.
Mikronutrien juga dibutuhkan oleh tubuh. vitamin dan mineral berperan dalam proses-proses metabolism tubuh. Vitamin merupakan senyawa orgaik kompleks yang esensial untuk pertumbuhan dan fungsi biologis yang lain bagi makhluk hidup, dan dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Berhubung vitamin tidak disintesa di dalam tubuh, kecuali vitamin D dan vitamin K, maka beberapa vitamin lain harus tersedia dalam diet. Sebagian besar vitamin berfungsi sebagai bagian dari koenzim. Berdasarkan atas sifat kelarutannya dan mekanisme penyerapan, vitamin dibedakan menjadi vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam air memiliki struktur kimia yang sangat beranekaragam, tetapi semuanya mempunyai sifat molekul polar oleh karena itu dapat larut dalam air.  Vitamin yang larut dalam lemak memiliki sifat non polar hidrofobik. Vitamin ini mengakibatkan dalam penyerapannya membutuhkan lemak.
Mineral juga dibutuhkan oleh tubuh dan hanya dalam jumlah yang sedikit. Sherman (1952) mencoba mengelompokkan unsure mineral sebagai berikut :
  1. Unsur mineral yang ikut membentuk jaringan keras seperti tulang dan gigi Ca dan Phospat.
  2. Unsur mineral yang turut membentuk jaringan lunak seperti kelenjar, saraf, garam organik, yang mengandung unsur Na, K, Mg, S, P, Cl dan juga ada dalam protoplasma.
  3. Unsur mineral yang membentuk cairan tubuh, terutama garam-garam anorganik yang dapat larut.
Adapun fungsi mineral antara lain sebagai pembentuk jaringan, pemelihara dan pengatur sistem koloidal,  pertukaran cairan tubuh, viskositas, pemelihara keseimbangan asam basa tubuh, dan sebagai aktivator enzim dan sistem biologis.
Semua bahan makanan, baik makronutrien maupun mikronutrien akan dialirkan ke seluruh tubuh oleh sistem sirkulasi, dalam hal ini darah. Dan disetorkan ke sel-sel tubuh. Makronutrien harus dalam kondisi paling sederhana, meliputi monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) asam lemak, gliserol dan asam amino. Jika zat makanan tersebut masih dalam bentuk ukuran besar, maka akan susah masuk dalam sel karena sel memiliki membrane yang sifatnya selektif permeabel (semi permeabel).
Zat-zat makanan dalam bentuk paling sederhana itu nantinya akan dibutuhkan dalam metabolisme sel, dengan tujuan untuk menjaga agar sel tetap hidup. Rangkaian metabolisme sel berjalan dengan sangat kompleks dan dengan keteraturan tinggi. Pada makalah ini akan dibahas mengenai metabolisme makronutrien yang meliputi karbohidrat, lemak, dan protein yang terjadi di dalam sel  tubuh manusia.
Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup mulai dari makhluk bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur tumbuhan, hewan, sampai kepada manusia, makhluk yang susunan tubuhnya sangat kompleks. (Muhammad Wirahadikusumah, 1985)
Metabolisme meliputi proses sintesis dan proses penguraian senyawa atau komponen dalam hidup. Proses sintesis ini disebut anabolisme dan proses penguraian disebut katabolisme. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim, termasuk reaksi sederhana seperti penguraian asam karbonat menjadi air dan karbondioksida, proses pemasukan dan pengeluaran zat kimia dari dan ke dalam sel melalui membran: proses biosintesis protein yang panjang dan rumit: ataupun proses penguraian bahan makanan dalam system pencernaan  mulai dari mulut, lambung, usus, dan penyerapan hasil penguraian tersebut  melalui dinding usus serta penyebarannya ke seluruh bagian tubuh yang memerlukannya (Muhammad Wirahadikusumah, 1985 : 1)
Anabolisme dibedakan dengan katabolisme dalam beberapa hal: anabolisme merupakan proses sintesis molekul kimia kecil menjadi molekul yang lebih besar, sedangkan katabolisme adalah sebaliknya, yaitu penguraian molekul besar menjadi molekul kecil: anabolisme adalah proses yang membutuhkan energy sedangkan katabolisme melepas energy: anabolisme merupakan reaksi reduksi, sedangkan katabolisme merupakan reaksi oksidasi: seringkali hasil anabolisme merupakan senyawa pemula untuk proses katabolisme (Muhammad Wirahadikusumah, 1985 : 1).

No comments:

Post a Comment

Critical Thinking is Necessary

In this era of modern life, information is moving very fast. News from around the world can be obtained by utilizing technology. There are m...